Penilaian Dan pengendalian persediaan


METODE PENILAIAN PERSEDIAAN

Pada akhir periode akuntansi, total biaya persediaan harus dialokasikan  ke persediaan yang masih ada (untuk dilaporkan di neraca sebagai aktiva) dan ke persediaan yang terjual selama periode tersebut (untuk dilaporkan di laporan laba rugi sebagai harga pokok penjualan).

Bermacam-macam metode telah berkembang gunan membuat alokasi antara harga poko penjualan dan persediaan. Metode yang paling umum digunakan adalah:
Setiap metode memiliki karakteristik khusus yang membuatnya lebih disukai dalam kondisi tertentu. Keempat metode tersebut memiliki fakta yang sama bahwa biaya persediaan dialokasikan ke laporan laba rugi dan neraca. Hanya metode identifikasi khusus yang menentukan alokasi biaya berdasarkan arus persediaan fisik. Apabila unsure persediaan individual seperti mobil tidak dapat didefinisikan dengan jelas, maka unsure persediaan dapat dipertukarkan. Oleh karena itu, penekanan dalam penilaian persediaan biasanya terletak pada alokasi biaya akuntansi, bukan pada arus fisiknya. Keempat metode akan diilustrasikan dengan menggunakan contoh sederhana dari ZELDA Company, Asumsi bahwa ZELDA tidak memiliki persediaan awal tahun 2005:

Penetapan Harga Pokok Persediaan Atas Dasar Biaya

Jumlah Unit
Biaya per Unit
Total Biaya

Pembelian : 1 Januari
23 Maret
15 Juli
6 November
200
300
500
100
1.100
$10
$12
$11
$13
$ 2,000
3,600
5,500
1,300
`$ 12,400


Penjualan 700 unit dengan harga per unit $15. Untuk singkatnya , asumsikan  bahwa semua penjualan terjadi pada tanggal 31 Desember.





Identifikasi Khusus

Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya actual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya histories dari unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.

Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsure persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi. Namun ketika persediaan terdiri dari unsure-unsur yang identik yang dibeli pada saat yang berlainan dengan harga yang berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani, dan memakan biaya. Bahkan system pelacakan dengan computer tidak akan menjawab semua masalah dari praktek ini.


Metode Biaya Rata-Rata

Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga. Adengan menggunakan data biaya ZELDA Co, biaya rata-rata tertimbang dari setiap unit akan dihitung sebagai berikut:

Total pembelian 1.100 unit dengan total biaya sebesar $12,400
Biaya rata-rata tertimbang : $12,400/1.100 unit = $11.27 per unit (dibulatkan). Harga pokok penjualan : 700 unit x $11,27 /unit = $ 7,890

Metode biaya rata-rata dapat dianggap sebagai metode yang realistis dan parallel dengan arus fisik barang, khususnya ketika ada pencampuran dari unit persediaan yang identik. Tidak seperti metode persedian yang lain, pendekatan  biaya  rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsure serupa dengan penggunaan yang  sama.  Metode ini tidak memeberi peluang memanipulasi keuntungan. Tetapi, keterbatasan dari metode ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara  signifikan  terhadap harga dalam periode dimana terdapat kenaikan atau penurunan harga yang cepat.
Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-out --- FIFO)

Metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO) didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk. Perhitungan harga pokok penjualan untuk 700 unit yang terjual sebagai berikut :

Jumlah Unit
Biaya per Unit
Total Biaya

Batch yang dibeli : 1 Januari
23 Maret
15 Juli
Harga pokok penjualan
200
300
200
----------- 700
$10
$12
$11
$ 2,000
3,600
2.200
------------
`$ 7,800


Perhatikan bahwa hanya 200 unit dari pembelian tanggal 15 juli yang terjual sedangakan sedangkan 300 unit yang tersisa diasumsikan sebagai persediaan akhir.
FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati parallel dengan  arus  fisik yang terjual. Beban  dikenakan  pada  biaya  yang  dinilai  melekat  pada  barang  yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk manipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biay. Selain itu, unit yang tersisa  pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang  dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode (end-of- period replacement cost).


Metode masuk terakhir, Keluar pertama (Last in, First Out --- LIFO)

Metode masuk terakhir, keluar pertama (LIFO) didasarkan bahwa barang yang  paling barulah yang terjual. Dengan metode LIFO harga poko penjualan dapat dihitung sebagai berikut:

Jumlah Unit
Biaya per Unit
Total Biaya

Batch yang dibeli : 6 November
15 Juli
23 Maret
Harga pokok penjualan
100
500
100
----------- 700
$13
$11
$12
$ 1,300
5,500
1,200
------------
`$ 8,000


Perhatikan bahwa hanya 100 unit dari pembelian tanggal 23 Maret  yang diasumsikan terjual, sedangkan sisanya 200 unit diasumsikan sebagai persediaan akhir.
LIFO seringkali dikritik dari sudut pandang teoritis. Metode ini tidak cocok dengan arus barang yang terjadi dalam sebuah perusahaan miasalnya bahwa LIFO akan  emberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini.


PERBANDINGAN DARI METODE-METODE: HARGA POKOK PENJUALAN DAN PERSEDIAN AKHIR

Tujuan metode penilaian persediaan adalah untuk men galokasikan total biaya persediaan ke harga pokok penjualan dan persediaan akhir. Menggunakan contoh data transaksi pada ZELDA Co, maka total biaya persediaan selama periode tersebut adalah
$12,400. Alokasi total biaya ini ke harga pokok penjualan dan persediaan akhir akan ditunjukkan dalam perhitungan berikut :




Dengan metode rata-rata tidak ada asumsi yang dibuat mengenai penjualan unit-unit yang spesifik. Biaya rata-rata per unit dihitung dari : $12,400 / 1,100 unit  =  $11,27 Penggunaan FIFO dalam periode di mana terjadi kenaikan harga mengaitkan persediaan paling lama yang berbiaya rendah dengan harga jual yang meningkat, sehingga memperbesar margin laba kotor. Sementara dalam periode terjadinya penurunan harga, persediaan paling lama yang berbiaya tinggi dikaitkan dengan harga jual yang menurun, sehingga memperkecil margin laba kotor. Dengan metode biaya rata-rata, margin laba kotor cenderung mengikuti pola yang serupa sebagai  respon  terhadap perubahan harga.  Di sisi lain, penggunaan LIFO dalam periode di mana terjadi kenaikan harga, maka mengaitkan biaya tinggi saat ini di dalam perolehan barang-barang dengan harga  jual  yang meningkat. Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil terhadap margin laba kotor.

Dengan menggunakan FIFO, persediaan yang dilaporkan di neraca mendekati atau sama dengan biaya yang sekarang. Dengan LIFO, persediaan dilaporkan dengan biaya  dari pembelian awal. Jika LIFO telah digunakan untuk waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan saat ini dengan biaya LIFO yang dilaporkan dapat  menjadi  semakin besar. Penggunaan metode biaya rata-rata pada umumnya memebrikan nilai persediaan yang sama dengan nilai FIFO, karena nilai rata-rata sangat dipengaruhi oleh biaya sekarang, sedang identifikasi khusus bias mengahsilkan hasil yang berbeda-beda tergantung pada unit mana yang dilih untuk dijual.

Metode
Harga Pokok Penjualan (700 Unit)
Persediaan Akhir (400 Unit)

Identifikasi Khusus
200 x $10 = $ 2,000
300 x $ 12 = $ 3,600


500 x $11 = $ 5,500
100 x $13 = $ 1,300


---------
---------


$ 7,500
$ 4,900


======
=====

Biaya Rata-Rata
700 x $11,27 = $7,890
400 x $ 11,27 = $ 4,510

FIFO
200 x $10 = $ 2,000
300 x $ 11 = $ 3,300


300 x $12 = $ 3,600
100 x $ 13 = $ 1,300


200 x $11 = $ 2,200
---------


----------
$ 4,600


$ 7,800
=====


======


LIFO
100 x $13 = $ 1,300
200 x $ 10 = $ 2,000


500 x $11 = $ 5,500
200 X $ 12 = $ 2,400


100 x $12 = $ 1,200
---------


-----------
$ 4,400


$ 8,000
=====


======




PERBANDINGAN MENYELURUH FIFO, LIFO DAN BIAYA RAT A-RATA

Dalam perbandingan ini akan dijelaskan keuntungan dan kerugian dari penggunaan FIFO, LIFO, sedang biaya rata-rata bias dikatakan berada diantara keduanya. Untuk menjawab prtanyaan, metode mana dalam penilai an persediaan yang seharusnya digunakan oleh perusahaan? Situasi berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain, dan keputusan didasarkan pada analisis dari keempat factor ini :
Pengaruh terhadap pajak penghasilan
Biaya pembukuan
Dampak pada Laporan Keuangan
Perbandingan industri

Dampak pada Pajak Penghasilan
Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalami penurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak. Ini adalah alas an utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaan yang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanya memberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.

Biaya Pembukuan
Pembukuan yang berhubungan dengan LIFO menjadi lebih rumit dari pada FIFO atau biaya rata-rata. Dari segi keuangan, biaya untuk menerapkan system LIFO adalah lebih mahal. Karena alasan ini, LIFO kurang umum di gunakan oleh perusahaan- perusahaan kecil dimana tiap keuntungan pajak dapat ditelan oleh kenaikan biaya pembukuan. Tetapi dengan teknologi informasi yang telah berkembang dan dengan penyederhanaan kelompok LIFO peningkatan biaya pembukuan dapat diminimalkan.

Dampak pada Laporan Keuangan
Sekalipun memberikan keuntungan pajak, LIFO juga me mbuat laba dan nilai persediaan yang dilaporlan menjadi lebih rendah. Dampak negative terhadap laporan keuangan ini dapat membahayakan perusahaan, karena akan membuat khawatir para pemegang saham, investor potensial, dan bank. Salah satu cara  untuk  mengatasinya adalah dengan menyediakan pengungkapan tambahan yan g memungkinkan pemakai untuk melihat penyajian laporan keuangan apabila yang digunakan adalah metode FIFO maupun biaya rata-rata.

Perbandingan Industri
Walaupun pemakai laporan keuangan harusnya meningkatkan  pengetahuan mereka dalam akuntansi persediaa, seringkali yang terjadi tidak demikian. Mereka mengabaikan pengungkapan tambahan tentang LIFO dan hanya membandingkan angka- angka yang belum disesuaikan. Jika perusahaan lain dalam suatu industri menggunakan FIFO, kinerja yang dilaporkan dari perusahaan yang menggunakan LIFO akan kelihatan lebih buruk dalam perbandingan tersebut.

Perubahan Akuntansi Persediaan
Ketika perusahaan mengganti metode penilaian persediaannya, perubahan tersebut dicatat sebagai perubahan dalam prinsip akuntansi. Jika perubahannya menjadi biaya rata-rata atau FIFO, maka persediaan awal dan akhir biasanya  dapat  dihitung dengan dasar yang baru. Dengan demikian, dampak dari perubahan metode persediaan dapat ditentukan dan dilaporkan dalam laporan keuangan.
JIka perubahannya adalah dari metode lain ke LIFO, maka catatan perusahaan pada umumnya tidak cukup lengkap untuk merekonstruksi lapisan persediaan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, lapisan tahun dasar (the base-year layer) untuk persediaan LIFO yang baru adalah persediaan permulaan di tahun dimana LIFO diterapkan. TIdak  ada penyesuaian terhadap laporan keuangan untuk men ggambrkan perubahan ke LIFO, tetapi dampak dari perubahan metode terasebut trhadap laba untuk tahu itu harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan, selain itu catatan harus mengungkapkan mengapa tidak ada pengaruh terhadap laporan keuangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

POQ MODEL DAN EOQ MODEL

Manajemen persediaan (pembelian)